Rabu, 07 Oktober 2015

sebuah cerita

sebuah cerita


The Story of Roses and the Bamboo Tree

In a garden, there are rose gardens are in bloom. Roses emit a very fragrant aroma. With beautiful colors, a lot of people who stopped to praise the roses. Not a few visitors to the park take the time to take pictures in front of or next to the rose garden. Roses does have a charming appeal, everyone loves roses, that’s one of the symbols of love.
Meanwhile, on the other side of the park, there is a group of bamboo trees seem dull. From day to day, the shape of bamboo trees for granted, no blooming flower or scent favored by many people. No one is praising the bamboo tree. No one wants to take a picture next to a bamboo tree. So no wonder if the bamboo is always jealous when I saw the rose garden surrounded by a lot of people. “Hi roses,” said the bamboo in one day.
“You know, I always want to like you. Flowering beautifully, has a fragrant aroma, always praised gorgeous and witness the beautiful human love, “continued the bamboo with a sad tone. Rose who heard it smiled, “Thank you for the compliment and honesty, bamboo,” he said. “But you know, I actually envy you”. The bamboo amazement, she did not know what to make of roses envy him.
No single piece of bamboo is more beautiful than a rose. “How strange, why you’re jealous of me?” “Of course I envy you. Let’s see, you’ve got a very strong stem, when the storm comes, you survive, do not waver at all, “said the roses. “As for me and my friends, we are very fragile, the wind a little, we will lose petals, our life is very short,” added the roses with a sad tone. Bamboo realized that he had the power.
The power that he considers normal could actually admirable in the eyes of the roses. “But the rose, you are always in demand. You have always been beautiful home decoration, or become a hair ornament of the girls, ” The roses back a smile, “You’re right bamboo, I often used as a garnish and sought after, but you know, I would wither a few days later, not like you,” Bamboo back confused, “I do not understand,” “Ah bamboo ..” Rose said, shaking his head, “You know, people often use you as a tool to drain the water.
You are very useful for other plants. With water flowing in the body, you turn a lot of plants, “said the roses. “I’m so surprised, with the benefit of it, you should be happy and not envy me,” Bamboo nodded, he realized that all this time, she has been beneficial to other plants. Although praise it more often devoted to roses, real bamboo also has the benefit that is not inferior to that beautiful flower. Since the conversation with roses, the bamboo is no longer contemplating his fate, he was glad to know the strengths and benefits that can be given to other creatures.
Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu
Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang. “Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari.
“Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih. Mawar yang mendengar hal itu tersenyum,“Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya.
Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”. “Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih. Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan.
Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,” Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu, ”Bambu kembali bingung”, “Aku tidak mengerti,” “Ah bambu..”, ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air.
Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku”. Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar